Joki tugas – Kami akan bongkar rahasia lagi dunia kampus yang jarang diketahui. Ternyata ada sebagian dosen yang ketika memberikan penilaian tugas kuliah yang dikumpulkan oleh mahasiswa bukannya objektif, namun cenderung bias. Hal ini bisa ditemui di kampus besar sekalipun seperti UGM, UI, bahkan ITB.
Biasnya pun macam-macam. Ada dosen tertentu yang ketika menilai tugas esai mahasiswa langsung diberi nilai 100 hanya karena mahasiswa tersebut mengutip tokoh intelektual favoritnya—misalnya Jurgen Habermas. Bahkan ada kasus di mana mahasiswa langsung mendapat nilai sempurna hanya karena menyebut tulisan Habermas di tulisannya, meski argumennya tidak terlalu kuat.
Nah, silakan ikuti langkah itu kalau ingin nilai tinggi. Caranya sederhana: pelajari perilaku dosen. Amati, dosenmu suka mengutip tokoh siapa ketika sedang mengajar. Apakah dia sering menyebut Foucault, Bourdieu, Marx, atau bahkan tokoh lokal seperti Nurcholish Madjid? Setiap dosen biasanya punya “pakem intelektual” sendiri yang membentuk cara berpikir dan preferensi akademiknya. Jika kamu bisa menangkap itu, kamu bisa menulis tugas dengan cara yang “selaras” dengan selera intelektualnya.
Namun tentu saja, bukan berarti kamu harus menjilat atau menulis asal-asalan hanya untuk menyenangkan dosen. Triknya adalah menggabungkan kemampuan analisis sendiri dengan referensi yang disukai dosen. Dengan begitu, tulisanmu tetap kuat secara akademik, tetapi juga memiliki daya tarik emosional bagi si penilai.
Mari kita bahas beberapa strategi konkret agar kamu bisa memanfaatkan bias penilaian dosen secara cerdas:
-
Catat pola kutipan dan referensi dosen. Saat dosen menjelaskan materi, perhatikan siapa saja tokoh yang sering dia sebut. Misalnya, kalau dosenmu sering menyebut Pierre Bourdieu dan istilah “habitus”, bisa jadi dia penggemar teori strukturalisme kultural. Ketika membuat tugas, kamu bisa mengutip Bourdieu dengan konteks yang relevan, lalu kaitkan dengan topik tugasmu.
-
Perhatikan gaya bahasa dosen. Ada dosen yang suka tulisan yang formal dan kaku, ada juga yang lebih menghargai gaya argumentatif yang lugas tapi tajam. Kalau kamu tahu gaya komunikasi yang ia sukai, kamu bisa menyesuaikan cara penyampaian argumen dalam tugasmu. Misalnya, dosen yang berlatar belakang filsafat biasanya menyukai kalimat reflektif dan panjang, sedangkan dosen ekonomi lebih suka analisis singkat dan berbasis data.
-
Kenali “isu sensitif” dan hindari jebakan nilai.
Kadang dosen punya pandangan ideologis tertentu. Misalnya, ada yang sangat pro terhadap ekonomi pasar bebas, sementara yang lain anti terhadap globalisasi. Kalau kamu menulis tugas yang menentang pandangan pribadi dosen tanpa dasar kuat, besar kemungkinan nilaimu akan turun. Jadi, kalau mau “aman”, bangun argumenmu dari posisi yang kira-kira tidak membuat dosen defensif. -
Gunakan referensi dari jurnal atau buku favorit dosen. Biasanya dosen pernah menulis buku atau artikel jurnal. Baca dan pahami isinya, lalu jadikan referensi dalam tugasmu. Menyebut tulisan dosen dalam kutipan secara strategis (dengan konteks yang relevan, tentu saja) bisa membuat dosen merasa diapresiasi. Dalam beberapa kasus, mahasiswa yang melakukan ini mendapat nilai lebih tinggi dibanding teman-temannya.
-
Bangun “citra akademik” yang konsisten.
Kalau kamu selalu mengumpulkan tugas dengan format rapi, struktur argumentasi jelas, dan sumber referensi kredibel, dosen akan mulai menaruh “kepercayaan nilai”. Ini artinya ketika ia melihat namamu di tumpukan tugas, ia sudah memiliki ekspektasi bahwa tulisanmu bagus—dan itu bisa meningkatkan penilaian tanpa disadari.
Selain bias penilaian dosen yang diakibatkan oleh pengutipan tokoh idola intelektualnya, dosen juga suka bias memberi penilaian kepada mahasiswanya yang suka aktif di kelas berupa sering jawab diskusi, sopan, dekat dan akrab dengan dosen dan suka bantu dosen jadi asistenya. Bahkan mahasiswa yang menjadi kordinator makul pun kerap mendapatkan bias penilaian dosen walaupun tugas-tugas kuliah yang dikumpulkan olehnya tidak setajam argumentatif dan analisanya. Nah bias-bias ini bisa Anda manfaatkan supaya bisa mendapatkan nilai yang tinggi.
Kalau Anda butuh layanan kami untuk bimbingan mendapatkan nilai tinggi, Anda bisa gunakan layanan joki tugas di Asistentugas. Kami siap membantu Anda mendongkrak nilai tinggi dan bisa berhasil lulus dengan IPK tinggi. Kami menyediakan berbagai pelayanan ini kepada mahasiswa dengan harga yang terjangkau.
Tapi perlu diingat, strategi ini bukan berarti kamu boleh menipu atau manipulatif. Justru sebaliknya, kamu sedang memahami dinamika psikologis penilaian yang memang tidak sepenuhnya objektif. Dalam dunia akademik, manusia tetap manusia. Dosen pun punya preferensi, bias, dan kecenderungan emosional ketika membaca tugas mahasiswa.
Jadi, daripada mengeluh “dosen saya nggak adil”, lebih baik pahami pola pikirnya dan gunakan itu sebagai keunggulan taktis. Dengan cara ini, kamu bisa tetap menulis dengan integritas akademik tinggi, sambil memastikan hasil kerjamu diapresiasi secara maksimal.
Kesimpulannya, rahasia mendapatkan nilai tinggi di kampus bukan hanya soal pintar membaca buku atau menulis esai panjang, tapi juga pintar membaca dosen. Karena dalam dunia akademik, objektivitas sering kali hanyalah ideal—sedangkan yang benar-benar terjadi adalah interaksi antara logika, selera, dan bias manusiawi.
Kalau kamu bisa memainkan ketiganya dengan cerdas, nilai A bukan lagi keberuntungan, tapi hasil strategi.




